Disaatku butuh dirimu..Kuinginkan kau disisiku..Saat kau perlukan hadirku..Kujanjinkan ada untukmu..Jangan pernah..tuk menghilang..Kunantikan saat bersama..Penuh cerita dan ceria..redakan beban yang terasa..Memberi warna dalam jiwa..Ku akan selalu berjanji..Untuk setia sampai nanti..Kan selalu ada untukmu temani harimu..Jangan pernah..Tuk menghilang..Karena kau lah..Sahabatku..Berjanjilah tak meninggalkanku..Dan Janjilah Kau tak melupakanku..nanti..Dan kita harus selalu menjaga..Arti dari sebuah..Persahabatan kita..ini..Jangan..pernah..Tuk menghilang..Jangan..pernah..Tuk menghilang..Karena kau lah..Sahabatku..by: GARASI(sahabat)
0

AIUSHITERU
















0

Meet & Greet with Aiu Ratna

Lama ga pernah di update nih..
Koleksi photo dan video baru dari Aiu Ratna neh, waktu kemarin acara Meet and Greet Aiu Ratna 
pada 29/9/2012 at Eclectic Resto & Bar Cilandak Town Square. kalo ga sempat dateng nih gw kasih sedikit cuplikanya..hehe

check this out. .!!

Aiu Ratna - hilang Live in Meet&Greet with Aiu Ratna


Aiu Ratna - Imagination Live in Meet&Greet with Aiu Ratna

Aiu Ratna - musnah Live in Meet&Greet with Aiu Ratna

 dikit nih photo nya. .

















udah kan gimana?? amazing kan...haha
oke lah kalo begitu jangan lupa komentar ya.. 
\m/_\m/

0

Daftar Lagu THE_AIU

The Aiu Band terbentuk d Tokyo-Jepang tanggal 15 Oktober 2010, dengan menggandeng 2 personil asli dari Jepang Sohichi (Gitar) dan Jesse (noise & treatment).
 

nih gw kasih video nya..

Go Figure

 

Misery 


Loser

 

Pain
 

Imagination

 

Cpu

 

Gothictro 

Musnah

 

 



0

GARASI 3

Cuma berbagi diit nih..Setelah lama sekian vakum, grup band "Garasi" kembali lagi dengan album yang bertitle "Kembali", Garasi kali ini tampil dengan beberapa personil baru , Wembri (bass) dan Higin (vokal) yang kini tidak lagi memakai vocalist cewe melainkan cowo.

Album Kembali terdiri dari 7 lagu baru dan 1 buah lagu lama yang di aransemen ulang "Hilang".

Yang mau download lagunya nih silahkan tinggal klik aja disini
keep rock \m/_\m/
salam anak GARAZ
0

Kata-Kata Indah

∙Lihatlah awan putih di sana, menghias angkasa dg ketulusannya, meski tak ada ucapan terima kasih, dia akan selalu membiaskan sinar kasih
∙Ibarat sebuah buku, hidup km akan selalu berubah2 pada tiap halaman, hadapi & nikmati. Ga semua itu sesuai rencana. :)
∙waktu adalah seperti cahaya takkan mungkin kita menggengamnya cuma kita dapat mempergunakannya menjadi lebih bijak
∙Bersabar seperti bumi. Diinjak, dikotori, dan dibakar tetapi bumi masih tetap memberi kebaikan.
∙Hiduplah seperti pohon yg lebat buahnya, hidup ditepi jalan dan dilempari org dgn batu, tetapi dibalas dgn buah
∙Betapa sulitnya kita menghimpun kebaikan Maka janganlah dipersulit dg membiarkan dengki menguasai hati kita. Mari berlomba dalam kebaikan
∙Percayalah…. Walau usia kita bertambah Tapi rasa sayang itu akan selalu menyala Buat dirimu…..
∙Sayang, Bukanlah harta yg aku janjikan untuk dirimu Tapi aku adalah bgian dari kehidupanmu Yg akan selalu merasa sakit ktk kmu menangis
∙Aku bukanlah seorang lelaki romantis tapi akubisa membuatmu terbang dengan kebahagiaan yang kamu impikan
∙Walau tak indah di matamu, itulah caraku menyayangimu, hingga kelak kau akan tahu, betapa besar cinta di hatiku.
∙Diamlah... kan kuajari engkau cara merangkum seluruh kata yg blm terucap kemudian mengecupkannya di lengkun bibirmu
∙Bencilah aku, berdustalah kepadaku, maki lah aku, pergi&tinggalkan aku. satu pintaku, lakukan semua itu dengan menatap mataku!
∙Mataku jadi pencuri senyummu Yang menghantam jantungku Mendiamkan detak jantungku
∙Aku mencintaimu dengan kebiasaanku yang biasa. Kebiasaan yang slalu menceritakanmu dihadapan Tuhan saat malam, saat pejam
∙Jika aku disebut manusia, itu karena jerih payahnya, jika aku mampu berdiri, itu karena lembut belainya.
∙Lukis aku di langit-langit hatimu, agar ketika kau pejamkan mata, senyumku masih bisa kau lihat.
∙cintamu adalah kunci semua harapan yang aku impikan Sebuah harapan untuk mengunci hati ini dari hati yang lainnya
∙Diantara kesempurnaan cinta yang terjalin Aku selalu bisa dan ada tatkala dirimu membutuhkan aku
∙Diantara serpihan hati yang sempat bertebaran Aku justru merasakan dirimulah yang pertama kali membuat jantung ini berdetak
0

Mengenali Tanda-Tanda Lailatul Qadar



Margasatwa tak berbunyi. Gunung menahan nafasnya. Angin pun berhenti. Pohon-pohon tunduk. Dalam gelap malam. Pada bulan suci. Qur’an turun ke bumi.
Itulah sepenggal bait lagunya Bimbo yang diberi judul “Lailatul Qadar”. Suatu malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu Al-Quranul Karim pertama kali turun kepada Nabi Muhammad SAW. Surat Al-‘Alaq ayat 1 – 5. Subhanallah. Suatu malam yang memberi pencerahan kepada dunia yang ketika itu diliputi kegelapan. Al-Quran turun membawa cahaya, untuk menyingkap tabir kegelapan. Itulah malam lailatul qadar, malam seribu bulan.

Lailatul Qadar adalah satu malam yang ada di Bulan Ramadhan. Setiap tahun di bulan Ramadhan lailatul qadar datang. Allah merahasiakan kapan lailatul qadar turun ke bumi agar kita, ibadah kita, amal-amalan kita  tidak terpaku di malam itu saja. Karena memang Bulan Ramadhan keseluruhannya adalah bulan mulia. Detik demi detiknya lebih utama di banding di bulan-bulan lain. Waktu-waktunya penuh dengan keagungan. Dan puncaknya adalah malam lailatul qadar. Satu malam agung yang nilainya lebih baik dari seribu bulan.
Seperti lagu bimbo di atas, malam lailatul qadar ditandai dengan ketenangan. Dimana margasatwa tak berbunyi. Gunung menahan nafasnya. Anginpun berhenti. Pohon-pohon tunduk. Apakah itu semua menandakan kedatangan lailatul qadar? Allahu ‘alam
Yang jelas Rosulullah SAW menyuruh kita mencari  ketenangan malam itu seperti dalam sabdanya:
Carilah malam lailatul qadar pada sepuluh hari yang terakhir. Namun jika salah seorang dari kamu tidak mampu, maka jangan sampai terlepas pada hari ketujuh yang terakhir” (Riwayat Muslim)
Nabi Muhammad Saw juga pernah mengabarkan kita di beberapa sabda beliau tentang tanda-tanda lailatul qadar, yaitu:
1. Udara dan suasana pagi yang tenang
Ibnu Abbas radliyallahu’anhu berkata: Rasulullah shallahu’alaihi wa sallam bersabda:
Lailatul qadar adalah malam tentram dan tenang, tidak terlalu panas dan tidak pula terlalu dingin, esok paginya sang surya terbit dengan sinar lemah berwarna merah” (Hadist Hasan)
2. Cahaya mentari lemah, cerah tak bersinar kuat keesokannya
Dari Ubay bin Ka’ab radliyallahu’anhu, bahwasanya Rasulullah shallahu’alaihi wa sallam bersabda:
Keesokan hari malam lailatul qadar matahari terbit hingga tinggi tanpa sinar bak nampan” (HR Muslim)
3. Terkadang terbawa dalam mimpi
Seperti yang terkadang dialami oleh sebagian sahabat Nabi radliyallahu’anhum.
4. Bulan nampak separuh bulatan
Abu Hurairoh radliyallahu’anhu pernah bertutur: Kami pernah berdiskusi tentang lailatul qadar di sisi Rasulullah shallahu’alaihi wa sallam, beliau berkata,
Siapakah dari kalian yang masih ingat tatkala bulan muncul, yang berukuran separuh nampan.” (HR. Muslim)
5. Malam yang terang, tidak panas, tidak dingin, tidak ada awan, tidak hujan, tidak ada angin kencang dan tidak ada yang dilempar pada malam itu dengan bintang (lemparan meteor bagi setan)

Sebagaimana sebuah hadits, dari Watsilah bin al-Asqo’ dari Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam:
Lailatul qadar adalah malam yang terang, tidak panas, tidak dingin, tidak ada awan, tidak hujan, tidak ada angin kencang dan tidak ada yang dilempar pada malam itu dengan bintang (lemparan meteor bagi setan)” (HR. at-Thobroni dalam al-Mu’jam al-Kabir 22/59 dengan sanad hasan)
6. Orang yang beribadah pada malam tersebut merasakan lezatnya ibadah, ketenangan hati dan kenikmatan bermunajat kepada Rabb-nya tidak seperti malam-malam lainnya.
Demikian. Semoga kita termasuk hamba yang bisa mendapati malam lailatul Qadar. Amien. Allahu ‘Alam Bishowab.
0

Siapa penemu Lambang Indonesia (Garuda Pancasila)


Saatnya menelusuri sejarah bangsa Indonesia dengan mengetahui penemu lambang Garuda pancasila lambang Indonesia.
Semua orang Indonesia pastinya kenal dengan burung Garuda berkalung perisai yang merangkum lima sila (Pancasila). Tapi orang Indonesia mana sajakah yang tahu, siapa pembuat lambang negara itu dulu? Dia adalah Sultan Hamid II, yang terlahir dengan nama Syarif Abdul Hamid Alkadrie, putra sulung Sultan Pontianak; Sultan Syarif Muhammad Alkadrie. Lahir di Pontianak tanggal 12 Juli 1913.
Dalam tubuhnya mengalir darah Indonesia, Arab –walau pernah diurus ibu asuh berkebangsaan Inggris. Istri beliau seorang perempuan Belanda yang kemudian melahirkan dua anak –keduanya sekarang di Negeri Belanda.
Syarif Abdul Hamid Alkadrie menempuh pendidikan ELS di Sukabumi, Pontianak, Yogyakarta, dan Bandung. HBS di Bandung satu tahun, THS Bandung tidak tamat, kemudian KMA di Breda, Negeri Belanda hingga tamat dan meraih pangkat letnan pada kesatuan tentara Hindia Belanda.Ketika Jepang mengalahkan Belanda dan sekutunya, pada 10 Maret 1942, ia tertawan dan dibebaskan ketika Jepang menyerah kepada Sekutu dan mendapat kenaikan pangkat menjadi kolonel. Ketika ayahnya mangkat akibat agresi Jepang, pada 29 Oktober 1945 dia diangkat menjadi Sultan Pontianak menggantikan ayahnya dengan gelar Sultan Hamid II. Dalam perjuangan federalisme, Sultan Hamid II memperoleh jabatan penting sebagai wakil Daerah Istimewa Kalimantan Barat (DIKB) berdasarkan konstitusi RIS 1949 dan selalu turut dalam perundingan-perundingan Malino, Denpasar, BFO, BFC, IJC dan KMB di Indonesia dan Belanda. Sultan Hamid II kemudian memperoleh jabatan Ajudant in Buitenfgewone Dienst bij HN Koningin der Nederlanden, yakni sebuah pangkat tertinggi sebagai asisten ratu Kerajaan Belanda dan orang Indonesia pertama yang memperoleh pangkat tertinggi dalam kemiliteran. Pada 21-22 Desember 1949, beberapa hari setelah diangkat menjadi Menteri Negara Zonder Porto Folio, Westerling yang telah melakukan makar di Tanah Air menawarkan “over commando” kepadanya, namun dia menolak tegas. Karena tahu Westerling adalah gembong APRA. Selanjutnya dia berangkat ke Negeri Belanda, dan pada 2 Januari 1950, sepulangnya dari Negeri Kincir itu dia merasa kecewa atas pengiriman pasukan TNI ke Kalbar – karena tidak mengikutsertakan anak buahnya dari KNIL. Pada saat yang hampir bersamaan, terjadi peristiwa yang menggegerkan; Westerling menyerbu Bandung pada 23 Januari 1950. Sultan Hamid II tidak setuju dengan tindakan anak buahnya itu, Westerling sempat di marah. Sewaktu Republik Indonesia Serikat dibentuk, dia diangkat menjadi Menteri Negara Zonder Porto Folio dan selama jabatan menteri negara itu ditugaskan Presiden Soekarno merencanakan, merancang dan merumuskan gambar lambang negara. Dari transkrip rekaman dialog Sultan Hamid II dengan Masagung (1974) sewaktu penyerahan file dokumen proses perancangan lambang negara, disebutkan “ide perisai Pancasila” muncul saat Sultan Hamid II sedang merancang lambang negara.
Dia teringat ucapan Presiden Soekarno, bahwa hendaknya lambang negara mencerminkan pandangan hidup bangsa, dasar negara Indonesia, di mana sila-sila dari dasar negara, yaitu Pancasila divisualisasikan dalam lambang negara. Tanggal 10 Januari 1950 dibentuk Panitia Teknis dengan nama Panitia Lencana Negara di bawah koordinator Menteri Negara Zonder Porto Folio Sultan Hamid II dengan susunan panitia teknis M Yamin sebagai ketua, Ki Hajar Dewantoro, M A Pellaupessy, Moh Natsir, dan RM Ng Purbatjaraka sebagai anggota. Panitia ini bertugas menyeleksi usulan rancangan lambang negara untuk dipilih dan diajukan kepada pemerintah. Merujuk keterangan Bung Hatta dalam buku “Bung Hatta Menjawab” untuk melaksanakan Keputusan Sidang Kabinet tersebut Menteri Priyono melaksanakan sayembara. Terpilih dua rancangan lambang negara terbaik, yaitu karya Sultan Hamid II dan karya M Yamin. Pada proses selanjutnya yang diterima pemerintah dan DPR RIS adalah rancangan Sultan Hamid II. Karya M Yamin ditolak karena menyertakan sinar-sinar matahari dan menampakkan pengaruh Jepang. Setelah rancangan terpilih, dialog intensif antara perancang (Sultan Hamid II), Presiden RIS Soekarno dan Perdana Menteri Mohammad Hatta, terus dilakukan untuk keperluan penyempurnaan rancangan itu. Terjadi kesepakatan mereka bertiga, mengganti pita yang dicengkeram Garuda, yang semula adalah pita merah putih menjadi pita putih dengan menambahkan semboyan “Bhineka Tunggal Ika”. Tanggal 8 Februari 1950, rancangan final lambang negara yang dibuat Menteri Negara RIS, Sultan Hamid II diajukan kepada Presiden Soekarno. Rancangan final lambang negara tersebut mendapat masukan dari Partai Masyumi untuk dipertimbangkan, karena adanya keberatan terhadap gambar burung garuda dengan tangan dan bahu manusia yang memegang perisai dan dianggap bersifat mitologis.
Sultan Hamid II kembali mengajukan rancangan gambar lambang negara yang telah disempurnakan berdasarkan aspirasi yang berkembang, sehingga tercipta bentuk Rajawali-Garuda Pancasila. Disingkat Garuda Pancasila. Presiden Soekarno kemudian menyerahkan rancangan tersebut kepada Kabinet RIS melalui Moh Hatta sebagai perdana menteri. AG Pringgodigdo dalam bukunya “Sekitar Pancasila” terbitan Dep Hankam, Pusat Sejarah ABRI menyebutkan, rancangan lambang negara karya Sultan Hamid II akhirnya diresmikan pemakaiannya dalam Sidang Kabinet RIS. Ketika itu gambar bentuk kepala Rajawali Garuda Pancasila masih “gundul” dan “tidak berjambul” seperti bentuk sekarang ini. Inilah karya kebangsaan anak-anak negeri yang diramu dari berbagai aspirasi dan kemudian dirancang oleh seorang anak bangsa, Sultan Hamid II Menteri Negara RIS.
Presiden Soekarno kemudian memperkenalkan untuk pertama kalinya lambang negara itu kepada khalayak umum di Hotel Des Indes Jakarta pada 15 Februari 1950. Penyempurnaan kembali lambang negara itu terus diupayakan. Kepala burung Rajawali Garuda Pancasila yang “gundul” menjadi “berjambul” dilakukan. Bentuk cakar kaki yang mencengkram pita dari semula menghadap ke belakang menjadi menghadap ke depan juga diperbaiki, atas masukan Presiden Soekarno. Tanggal 20 Maret 1950, bentuk final gambar lambang negara yang telah diperbaiki mendapat disposisi Presiden Soekarno, yang kemudian memerintahkan pelukis istana, Dullah, untuk melukis kembali rancangan tersebut sesuai bentuk final rancangan Menteri Negara RIS Sultan Hamid II yang dipergunakan secara resmi sampai saat ini.
Untuk terakhir kalinya, Sultan Hamid II menyelesaikan penyempurnaan bentuk final gambar lambang negara, yaitu dengan menambah skala ukuran dan tata warna gambar lambang negara di mana lukisan otentiknya diserahkan kepada H Masagung, Yayasan Idayu Jakarta pada 18 Juli 1974 Rancangan terakhir inilah yang menjadi lampiran resmi PP No 66 Tahun 1951 berdasarkan pasal 2 Jo Pasal 6 PP No 66 Tahun 1951. Sedangkan Lambang Negara yang ada disposisi Presiden Soekarno dan foto gambar lambang negara yang diserahkan ke Presiden Soekarno pada awal Februari 1950 masih tetap disimpan oleh Kraton Kadriyah Pontianak. Sultan Hamid II wafat pada 30 Maret 1978 di Jakarta dan dimakamkan di pemakaman Keluarga Kesultanan Pontianak di Batulayang.
Turiman SH M.Hum, Dosen Fakultas Hukum Universitas Tanjungpura Pontianak yang mengangkat sejarah hukum lambang negara RI sebagai tesis demi meraih gelar Magister Hukum di Universitas Indonesia, menjelaskan bahwa hasil penelitiannya tersebut bisa membuktikan bahwa Sultan Hamid II adalah perancang lambang negara. “Satu tahun yang melelahkan untuk mengumpulkan semua data. Dari tahun 1998-1999,” akunya. Yayasan Idayu Jakarta, Yayasan Masagung Jakarta, Badan Arsip Nasional, Pusat Sejarah ABRI dan tidak ketinggalan Keluarga Istana Kadariah Pontianak, merupakan tempat-tempat yang paling sering disinggahinya untuk mengumpulkan bahan penulisan tesis yang diberi judul Sejarah Hukum Lambang Negara RI (Suatu Analisis Yuridis Normatif Tentang Pengaturan Lambang Negara dalam Peraturan Perundang-undangan). Di hadapan dewan penguji, Prof Dr M Dimyati Hartono SH dan Prof Dr H Azhary SH dia berhasil mempertahankan tesisnya itu pada hari Rabu 11 Agustus 1999. “Secara hukum, saya bisa membuktikan. Mulai dari sketsa awal hingga sketsa akhir. Garuda Pancasila adalah rancangan Sultan Hamid II,” katanya pasti. Besar harapan masyarakat Kal-Bar dan bangsa Indonesia kepada Presiden RI SBY untuk memperjuangkan karya anak bangsa tersebut, demi pengakuan sejarah, sebagaimana janji beliau ketika berkunjung ke Kal-Bar dihadapan tokoh masyarakat, pemerintah daerah dan anggota DPRD Provinsi Kal-Bar.**
Sultan Hamid II Pencipta Burung Garuda
Syarif Abdul Hamid Alkadrie yang bergelar Sultan Hamid Alkadrie II dan Sultan ke 8 Pontianak, Kalbar ini adalah pencipta Burung Garuda. Sultan Hamid juga orang Indonesia pertama yang berpangkat tertinggi di dunia militer.
Pontianak: Nama Syarif Abdul Hamid Alkadrie memang kurang dikenal di Tanah Air. Padahal, tokoh nasional dari Pontianak, Kalimantan Barat ini adalah pencipta lambang negara Indonesia, Burung Garuda.
Selain pencipta lambang negara, Syarif yang bergelar Sultan Hamid Alkadrie II dan Sultan ke 8 Pontianak ini juga adalah orang Indonesia pertama yang berpangkat tertinggi di dunia militer, yaitu mayor jendral.
Sultan Hamid membuat lambang negara berdasarkan penugasan Presiden Sukarno pada 1950. Saat itu dia menjabat menteri tanpa porto folio. Rekannya, Muhammad Yamin sebenarnya juga membuat rancangan lambang negara, Namun, Sukarno akhirnya memilih rancangan Sultan Hamid. Setelah disempurnakan, gambar Burung Garuda diresmikan Sukarno sebagai lambang negara pada 10 Februari 1950.
Salinan sketsa Burung Garuda yang tersimpan di Keraton Kadriah, Pontianak ini menunjukkan proses pembuatan lambang negara sangat rumit hingga harus diubah berkali-kali.